Jibrilnya bunda tambah lucuuu aja, denger cerita dari nini dan kai tentang abil semuanya membuat gelak tawa tercipta, Abilku memang selalu memberikan warna dimanapun dia berada, g pernah gada orang yang g ketawa atau minimal senyum dengan segala celotehan dan tingkah polahnya, serta pertanyaan2nya yang kadang hanya Allah SWT yang tau jawabannya, hehe...
Hari ini karena baru ketemu bunda, abil jadi amat sangat manja...
Abil cerita kalo kemaren abil pergi ke borma sama nini dan kai buat belanja pamppers. Yahhh ujung2nya juga belanja keperluan lainnya, seperti yakult minuman kesukaannya abil, dan perlu diketahui BELI MAINAN, selalu ajaaaa, ampe numpuk mobil2an dirumah, ya ampunnnn...
Trus katanya abil pergi dan pulangnya pakai angkot, trus karena hujan jadi abil harus pakai penutup kepala dari keresek (kantong plastik), wahaha g tega membayangkan wajah lucunya dengan atribut keresek dikepala kecilnya (eh sejak kapan kepala abil kecil, hahaha).
Dari hari ke hari abil makin gede, makin buled, makin lucu, banyak kosa kata perbendaharaan kata yang dihafal.
Pagi ini juga Abil menemukan celana yang dipakainya bolong, trus dengan wajah polosnya dia bilang
"Bunda, celana Abil bolong nanti jahitkan ya"
subhanallah, hebatnya anak bunda, usianya yang baru 2,5 tahun dia tau harus memberikan solusi apa terhadap celananya yang bolong.
bunda bilang "Baiklah"
Satu hal lagi yang bunda kagum dengan Abil, setiap mendengar adzan Abil pasti langsung ke kamar mandi, mengobokkan tangan mungilnya ke air dan langsung mengusapkannya ke wajahnya keluar dech dari kamar mandi sambil bilang "Bibil mau Allah"
langsung aja dech ambil sajadahnya dan langsung digelar, plus ambil kopeah juga tasbehnya (padahal kopeah dan tasbehnya adalah kepunyaan kami yang sdng digunakan, tanpa basa basi Abilku langsung mencabut kopeah yang masih digunakan kainya dan mengambil tasbeh yang ada di atas sajadah kainya, ini mah namanya perampokan dan pencurian abillll....
Langsung dibawa semuanya dan angkat takbir dech, lucuuu pinter dan hebat anaknya bunda memang....
Maha Besarnya Allah terlihat sangat dengan adanya ABIL.
terima kasih Allah atas karuniaMU dengan menghadirkan anak seperti ABIL
Dalam Abil Kulihat KebesaranNYA
Ternyata Pak RT kangen Abil juga
Abil, baru tadi pagi pas bunda mau berangkat kerja , bunda ketemu sama Pak RT yang dimargahayu, beliau tanya abil mana?, kangen katanyaa... haahaahaa
anak kesayangan bunda selalu dikangenin banyak orang yang kenal n tau bagaimana tingkah polah abil yaaa... hehe...
abil itu anak yang super duper aktif tdk bisa diam, baik tangan ataupun mulut.
denger music gerak
denger orang ngomong gerak
bahkan nonton tv dan bobopun juga gerak
nyaris tidak ada waktupun yang diam
subhanallah maha hebat memang yang menciptakanmu sayang, Dia Allah SWT.
Abil itu kata orang keberatan nama makanya gabisa diam, tapi selama niat orang tuanya adalah memberi nama yang baik dengan menjadikan peribadi yang baik, insyaallah tidak ada yang namanya salah ngasih nama. yang jelas sebelum keputusan pengambilan nama itu kan juga insyaallah selalu melibatkanNYA.
Abil yang jelas sangat mengangenkan siapa saja yang kenal betul, bahkan tukang air yang suka ngedrop air dimargahayupun kangen sm abil yang suka ngangguin beliau klo lg ngisi air, tukang sampah juga kangen karna tingkahnya yang lucu dan pertanyaan2nya seputar masalah sampah menyampah, hahaha.... subhanallah memang makhluk kecil ini.
Hari demi hari sangat menyenangkan menjadi ibu dari mu sayang, terima kasih sudah melengkapi hari bunda ya nak.
jadi anak yang soleh dan bakti serta TAKUT sama ALLAH ya anakku sayang.
peluk dan cium dari bunda untuk Abil.
Abilku Sayang
Abil setiap bunda pulang kerja pasti aja nanya sambil buka2 tas bunda "Bunda bawa apa??" lucunyaaaa...
fikir abil setiap bundanya pergi keluar rumah dan kembali harus musti bawa sesuatu, konsumsi pastinya, haha... makanya abilku ndutttt lucuuuuu.
Ternyata g cuma bundanya aja yang diperlakukan demikian, bahkan acih, yai, nini juga bgtu, sambil tetep tangan mungilnya yang ndut itu 'kokorodok' barang2 bawaan, haha... sini sayang kiss kiss kiss dr bunda...
Pagi ini bunda mau berangkat kerja, tp abilnya masih bobo, pas bunda mau berangkat abil bangun, sempet nangisin juga kepergian bundanya, duhhhh hati bunda jdnya g mau berangkat aja dech, klo g inget jemputan kantor teng jam 7, atau klo engga konsekuensinya pakai angkot, oalahhhh kantor bunda kan jauh nak, mhn maaf ya sayang bunda berangkat dulu sambil bisik, bunda tinggal 3 harian lagi kerja ko sayang, sesudah itu bunda off dan selalu sama kamu every day every time..... senangnyaaaaa resign dr dunia kerja back to pekerjaan yang sangat mulia sebagai Ibu rumah tangga, amin terima kasih ya Rabb atas takdirMU ini semoga ini takdir yang INDAH bagiku dan keluargaku, aminnnnn....
setiap hari Bunda Loves Abil...
Kisah Si Kusta, Si Botak dan Si Buta (Seri Kisah Anak Islam – Pengganti Dongeng Anak)
Kisah Si Kusta, Si Botak dan Si Buta (Seri Kisah Anak Islam – Pengganti Dongeng Anak)
Dari Abu Huroyroh rodhiyallohu ‘anhu, ia mendengar Nabi shollallohu ‘alayhi wasallama bersabda: “Ada tiga orang bani Isroil: satu berpenyakit kusta, satu botak kepalanya, dan satu buta. Alloh Ta’ala hendak menguji mereka maka Alloh Ta’ala mengutus malaikat (dalam bentuk manusia) kepada mereka. Malaikat itu datang kepada Si Kusta dan bertanya, “Apakah yang paling kamu inginkan?”, Si Kusta menjawab, “Saya menginginkan kulit yang bagus serta hilang penyakitku yang menjadikan orang-orang jijik melihatku”. Kemudian dia mengusap Si Kusta maka hilanglah penyakitnya lalu mendapatkan kulit yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi, “harta apakah yang paling kamu sukai?” Si Kusta menjawab, “unta – atau ia mengatakan: “sapi” (perawi ragu) –. Ia pun diberi unta bunting, dan malaikat tadi berkata, “semoga Alloh Ta’ala memberkahi bagimu”.
Kemudian malaikat mendatangi Si Botak dan bertanya, “apa yang paling kamu inginkan?” Si Botak menjawab, “rambut yang indah dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku”. Malaikat itu mengusap Si Botak dan hilanglah penyakitnya lalu tumbuhlah rambut yang indah. “Harta apakah yang paling kamu senangi?” Si Botak menjawab, “sapi.” Malaikat pun memberinya sapi yang sedang bunting dan ia berkata, “semoga Alloh Ta’ala memberkahi bagimu”.
Selanjutnya malaikat itu mendatangi Si Buta dan bertanya, “apakah yang paling kamu inginkan?” Si Buta menjawab, “Alloh Ta’ala mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang”. Dia lantas mengusap Si Buta dan Alloh Ta’ala mengembalikan penglihatannya. “Harta apakah yang paling kamu senangi?” Si Buta menjawab, “kambing”. Lalu ia diberi kambing yang sedang bunting. Selang berapa lama, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak dengan pesat dan akhirnya unta milik orang yang dahulu menderita kusta memenuhi satu lembah, sapi milik orang yang dahulu botak memenuhi satu lembah dan kambing milik orang yang dahulu buta memenuhi satu lembah.
Kemudian malaikat itu datang kembali kepada orang yang dulu berpenyakit kusta dalam bentuknya yang dahulu (berpenyakit kusta) dan berkata, “saya adalah seorang miskin yang kehabisan bekal ditengah perjalanan. Hari ini tidak ada yang bisa memberikan pertolongan kepada saya kecuali Alloh ta’ala lalu engkau. Saya meminta pertolongan kepadamu atas nama Dzat Yang telah memberi engkau kulit yang bagus dan harta kekayaan, seekor unta sebagai sarana bagi saya melanjutkan perjalanan”. Orang itu menjawab, “tanggungan saya terlalu banyak”. Malaikat itu berkata, “kalau tidak salah saya pernah mengenalmu. Bukankah kamu dulu orang yang berpenyakit kusta sehingga orang-orang merasa jijik kepadamu. Bukankah kamu dahulu orang yang miskin lalu Alloh Ta’ala memberi kekayaan untukmu?” ia menjawab, “harta kekayaanku ini adalah warisan turun temurunku”. Malaikat itu berkata,”jika kamu berdusta semoga Alloh Ta’ala mengembalikanmu seperti keadaanmu semula”.
Kemudian malaikat itu datang kepada orang yang dahulu botak seperti keadaannya yang dulu dan berkata seperti yang dikatakannya kepada Si Kusta. Maka orang itupun memberikan jawaban yang sama seperti jawaban Si Kusta. Kemudian malaikat itu berkata, “jika kamu berdusta, semoga Alloh Ta’ala mengembalikanmu seperti keadaan semula.
Sang malaikat mendatangi orang yang dahulu buta dalam bentuk orang yang buta, dan berkata, “saya adalah seorang miskin yang tengah bermusafir lalu kehabisan bekal di tengah perjalanan. Hari ini tidak ada yang bisa memberikan pertolongan kepada saya kecuali Alloh Ta’ala lalu engkau. Saya meminta pertolongan kepadamu atas nama Dzat Yang telah mengembalikan penglihatanmu, seekor kambing sebagai sarana bagi saya melanjutkan perjalanan”. Orang itu berkata, “saya dahulu adalah orang buta kemudian Alloh Ta’ala mengembalikan penglihatan saya, maka ambillah sesukamu dan tinggalkanlah sesukamu.
Demi Alloh, saya tidak akan memberatkanmu untuk mengembalikan apa yang kamu ambil karena Alloh Ta’ala”. Malaikat itu berkata “peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kalian hanya diuji, lalu Alloh Ta’ala benar-benar telah ridho kepadamu dan Alloh Ta’ala memurkai kedua orang itu.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Maha Besar Allah dengan segala KaruniaNYA
Kemajuan Abil yang Bunda Pantau :
Abil sekarang dah banyak bisa akan segala hal, diantaranya :
1. Bisa manggil tukang sate atau odading yang lewat depan rumahnya nini
2. Bisa nyanyi lagu Ayu ting-ting yang sik asik
3. Bisa ngerap ala lagu muhammadku nya Hadad Alwi
4. Bisa Main sepeda walau roda empat tapi kecepatannya sungguh luar biasa
5. Bisa bilang "Bunda jangan nangis n sedih ya, kan ada bibih", Subhanallah ciptaanMU ini sungguh luar biasa
6. Bisa siaga sigap menolong membantu siapa saja yang teraniaya tertindas, dengan gaya kungfu, serta pistol yang dia punya plus pedang samurainya juga, haha...
7. Bisa bantu bunda buat bandros, bakar ayam, bakar ikan didepan rumah...
8. Bisa bantu nyalain arang juga, wuihhh hebatnya anak bunda
9. Bisa metik gitar plus menabuh drum nya, walau keterbatasan tools yang dimiliki, Abil tetap kreatif menggunakan 2 bantal dan 1 bantal rotan sebagai atribut kelengkapan drumnya, haha....
10. Bisa salat berjamaah barengan bunda, dengan pakai kopeah dan sajadah, bisa berdzikir menggunakan tasbih dari yainya, subhanallahhhhhh plus merapikan peralatan salatnya kembali, jika sudah selesai.
11. Bisa baca doa mau tidur, dan say Bismillahirahmanirrahim serta Alhamdulillah serta Ya Allah...
Anaknya bunda , memang luar biasa, Allah terima kasih atas karunia yang sungguh sangat luar biasa ini, Abil kepunyaanMU yang sengaja KAU titipkan dalam rahimku, dan melengkapi serta mewarnai hari2ku dalam dunia yang juga kepunyaanMU.
Sungguh besar rahmat dan hidayah serta kebaikan dan kasih sayangMU padaku, terima kasih ya Rabb, alhamdulillahirobbilalamin.
Tak henti2nya aku bersyukur atas apa yang sudah dikaruniakan kepadaku.
Bunda Loves Abil so much.
Sedihnya... Bibil sakittt,,,,
Dah hampir 3harian Abil sakit, tapi wajah cakep n imut serta cute nya tetep berkembang, haha...
anak bunda memang jagoan...
tetep aktif
walau makan sedikit
dan muntah2.
satu hal yang sangat perlu semuanya tau, khusus anakku abil jika sakit apapun pasti selalu ada muntah
apalagi kalo sebelumnya nangis udah dech pasti ujung-ujubgnya muntah,,,
sedih dan g tega lihat proses muntahnya,,,
semangat ya nak,. Allah sayang kamu, cepat sembuh ya anak bunda yang soleh,,,
g kerasa usia abil ketika bunda menulis blog ini adalah 2.5tahun....
walau masih pakai pamppers, masih ee di pamppers, tapi kamu tetap anak bunda tersayang,
Oia, sabtu ini sekitar beberapa harian lagi bunda resmi resign dari office tempat bunda kerja selama kurang lebih 5 bulan ini.
Sedih meninggalkan bangku, meja, komputer, nama, kesan, keluarga besar di kantor. Hanya karna pilihannya adalah kamu, maka bunda sangat ikhlas memilihmu sayang,,,, subhanallah kan kasih bunda itu begitu sangat besarnya, hehe,,,,
Hari ini bunda g pulang ke padalarang ya, bsk insyaallah bunda pulang ya sayang, cepat pulih ya bersama nini, yai juga acih serta om enci disana ya.
Kiss kiss kiss n big hug my darl...
Allah, Bunda serta semuanya sayang Abil..
Diary Abil selama 2 minggu in margahayu
Abil sama bunda sekarang dah mau menginjak 3 mingguan di margahayu, kangen sm nini, kai n acih yang selama ini sallau menemani, tapi skr abil n bunda sedang mau mandiir.
Bunda yang bekerja menjadikan abil susah ketemu, ampir setiap hari bunda berangkat jam 05.30 jalan kaki langsung pakai angkot n sambung pakai damri. dan pulang ampe rumah jam 18.30wib....
Selama ini abil tinggal seharian aja, kadang ikutan maksi dirumah nenek mamah n bapak aki... juga ateu ateu ... alhamdulillah semuanya pada baik sama abil....
ditemenin sepupu abil juga ada teh caca dan a kiki.... senangnya main bersama...
setiap pagi n sore ayah yang mandikan abil karena bunda selalu sdh pergi dan belum pulang.
alhamdulillah
Bunda katanya resmi mengundurkan diri dr kantornya tanggal 28 maret 2012 nanti, duh pengen cepet2 biar bunda bisa seharian sm abil lagi, kan abil kangennnnnn, bunda juga kangennnn sayang...
selama ini hanya semalaman aja sm bunda paginya pas buka mata dah gda lagi....
Bunda hebat pertaruhkan smua karir demi abil, i love love love you so much bunda...
minggu ini kita jalan2 lagi ya bunda, semoga ada yang beli creamnya bunda biar abil bisa beli mainan lagi, cihuyyyy...
jibril prabu boemi kawani
Beli Sate say ALHAMDULILLAH (Pelajaran Hidup)
SAIDINA ABDUL RAHMAN BIN AUF
Kisah Sahabat Nabi: Abdurrahman bin Auf
Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf. Ia memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memeluk Islam.
Seperti kaum Muslimin yang pertama-tama masuk Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Abdurrahman turut hijrah ke Habasyah bersama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari tekanan Quraiys.
Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan Allah hijrah ke Madinah, Abdurrahman menjadi pelopor kaum Muslimin. Di kota yang dulu bernama Yatsrib ini, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi Al-Anshari.
Sa'ad termasuk orang kaya diantara penduduk Madinah, ia berniat membantu saudaranya dengan sepenuh hati, namun Abdurrahman menolak. Ia hanya berkata, "Tunjukkanlah padaku di mana letak pasar di kota ini!"
Sa'ad kemudian menunjukkan padanya di mana letak pasar. Maka mulailah Abdurrahman berniaga di sana. Belum lama menjalankan bisnisnya, ia berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk mahar nikah. Ia pun mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Saya ingin menikah, ya Rasulullah," katanya.
"Apa mahar yang akan kau berikan pada istrimu?" tanya Rasul SAW.
"Emas seberat biji kurma," jawabnya.
Rasulullah bersabda, "Laksanakanlah walimah (kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu."
Sejak itulah kehidupan Abdurrahman menjadi makmur. Seandainya ia mendapatkan sebongkah batu, maka di bawahnya terdapat emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikan Allah kepadanya sampai ia dijuluki 'Sahabat Bertangan Emas'.
Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin Auf turut berjihad fi sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin Ka'ab At-Taimy. Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika tentara Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk jihad di jalan Allah. Pada waktu Perang Tabuk, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk mengorbankan harta benda mereka. Dengan patuh Abdurrahman bin Auf memenuhi seruan Nabi SAW. Ia memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah emas.
Mengetahui hal tersebut, Umar bin Al-Khathab berbisik kepada Rasulullah, "Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya."
Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman, "Apakah kau meninggalkan uang belanja untuk istrimu?"
"Ya," jawabnya. "Mereka kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang kusumbangkan."
"Berapa?" tanya Rasulullah.
"Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah."
Pasukan Muslimin berangkat ke Tabuk. Dalam kesempatan inilah Allah memuliakan Abdurrahman dengan kemuliaan yang belum pernah diperoleh siapa pun. Ketika waktu shalat tiba, Rasulullah terlambat datang. Maka Abdurrahman bin Auf yang menjadi imam shalat berjamaah. Setelah hampir selesai rakaat pertama, Rasulullah tiba, lalu shalat di belakangnya dan mengikuti sebagai makmum. Sungguh tak ada yang lebih mulia dan utama daripada menjadi imam bagi pemimpin umat dan pemimpin para nabi, yaitu Muhammad SAW.
Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mukminin (para istri Rasulullah). Dia bertanggung jawab memenuhi segala kebutuhan mereka dan mengadakan pengawalan bagi ibu-ibu mulia itu bila mereka bepergian.
Suatu ketika Abdurrahman bin Auf membeli sebidang tanah dan membagi-bagikannya kepada Bani Zuhrah, dan kepada Ummahatul Mukminin. Ketika jatah Aisyah ra disampaikan kepadanya, ia bertanya, "Siapa yang menghadiahkan tanah itu buatku?"
"Abdurrahman bin Auf," jawab si petugas.
Aisyah berkata, "Rasulullah pernah bersabda, 'Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian sepeninggalku kecuali orang-orang yang sabar."
Begitulah, doa Rasulullah bagi Abdurrahman bin Auf terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya, sehingga ia menjadi orang terkaya di antara para sahabat. Bisnisnya terus berkembang dan maju. Semakin banyak keuntungan yang ia peroleh semakin besar pula kedermawanannya. Hartanya dinafkahkan di jalan Allah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Walau termasuk konglomerat terbesar pada masanya, namun itu tidak memengaruhi jiwanya yang dipenuhi iman dan takwa.
Berbahagialah Abdurrahman bin Auf dengan limpahan karunia dan kebahagiaan yang diberikan Allah kepadanya. Ketika meninggal dunia, jenazahnya diiringi oleh para sahabat mulia seperti Sa'ad bin Abi Waqqash dan yang lain. Dalam kata sambutannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, "Engkau telah mendapatkan kasih sayang Allah, dan engkau berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah selalu merahmatimu."
Siapakah Abdurrahman bin Auf?
“Kafilah Abdurrahman bin Auf baru datang dari Syam membawa barang-barang dagangannya,” seseorang menjawab.
Ummul Mukminin berkata lagi, “Kafilah yang telah menyebabkan semua ini?”
“Benar, ya Ummul Mukminin. Karena ada 700 kendaraan.”
Aisyah menggeleng-gelengkan kepalanya. Pandangannya jauh menerawang seolah-olah hendak mengingat-ingat kejadian yang pernah dilihat dan didengarnya.
Kemudian ia berkata, “Aku ingat, aku pernah mendengar Rasululah berkata, `Kulihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan perlahan-lahan.”
Sebagian sahabat mendengar itu. Mereka pun menyampaikannya kepada Abdurrahman bin Auf. Alangkah terkejutnya saudagar kaya itu. Sebelum tali-temali perniagaannya dilepaskan, ia segera melangkahkan kakinya ke rumah Aisyah.
“Engkau telah mengingatkanku sebuah hadits yang tak mungkin kulupa.” Abdurrahman bin Auf berkata lagi, “Maka dengan ini aku mengharap dengan sangat agar engkau menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut ken¬daraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah.”
Dan dibagikanlah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya. Sebuah infak yang mahabesar.
Abdurrahman bin Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya. Bukan seorang budak yang diken¬dalikan oleh hartanya. Sebagai bukti, ia tidak mau celaka dengan mengumpulkan harta ke¬mudian menyimpannya. Ia mengumpulkan harta dengan jalan yang halal.
Kemudian, harta itu tidak ia nikmati sendirian. Keluarga, kaum kerabatnya, saudara-saudaranya dan masyarakat ikut juga menikmati kekayaan Abdurrahman bin Auf.
Saking kayanya Abdurrahman bin Auf, seseorang pernah berkata, “Seluruh penduduk Madinah bersatu dengan Abdur¬rahman bin Auf. Sepertiga hartanya dipinjamkan kepada mereka. Sepertiga lagi dipergunakannya untuk membayar utang-utang mereka. Dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”
Abdurahman bin Auf sadar bahwa harta kekayaan yang ada padanya tidak akan mendatangkan kelegaan dan kesenangan pada dirinya jika tidak ia pergunakan untuk membela agama Allah dan membantu kawan-kawannya. Adapun, jika ia memikirkan harta itu untuk dirinya, ia selalu ragu saja.
Pada suatu hari, dihidangkan kepada Abdurahman bin Auf makanan untuk berbuka puasa. Memang, ketika itu ia tengah berpuasa. Sewaktu pandangannya jatuh pada hidangan tersebut, timbul selera makannya. Tetapi, beberapa saat kemudian ia malah menangis dan berkata, “Mush’ab bin Umair telah gugur sebagai seorang syahid. Ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku. Ia hanya mendapat kafan sehelai burdah; jika ditutupkan ke kepalanya, maka kelihatan kakinya. Dan jika ditutupkan kedua kakinya, terbuka kepalanya.”
Abdurrahman bin Auf berhenti sejenak. Kemudian melanjutkan dengan suara yang juga masih terisak dan berat, “Demikian pula Hamzah yang jauh lebih baik daripadaku. Ia pun gugur sebagai syahid, dan di saat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya, dan telah diberikan pula kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh kami khawatir telah didahulukan pahala kebaikan kami.”
Begitulah Abdurrahman bin Auf. Ia selalu takut bahwa hartanya hanya akan memberatkan dirinya di hadapan Allah. Ketakutan itu sering sekali, akhirnya menumpahkan air matanya. Padahal, ia tidak pernah mengambil harta yang haram sedikitpun.
Pada hari lain, sebagian sahabat berkumpul bersama Abdurrahman bin Auf menghadapi jamuan di rumahnya. Tak lama setalah makanan diletakkan di hadapan mereka, tiba-tiba ia kembali menangis. Sontak para sahabat terkejut. Mereka pun bertanya, “Kenapa kau menangis, wahai Abdurrahman bin Auf?”
Abdurrahman bin Auf sejenak tidak menjawab. Ia menangis tersedu-sedu. Sahabat benar-benar melihat bahwa be¬tapa halusnya hati seorang Abdurrahman bin Auf. Ia mudah tersentuh dan begitu penuh kekhawatiran akan segala apa yang diperbuatnya di dunia ini.
Kemudian terdengar Abdurrahman bin Auf menjawab, “Rasulullah saw. wafat dan belum pernah beliau berikut keluarganya makan roti gandum sampai kenyang. Apa harapan kita apabila dipanjangkan usia tetapi tidak menambah kebaikan?”
Jika sudah begini, bukan hanya Abdurrahman bin Auf yang menangis, para sahabat pun akan ikut menangis. Mereka adalah orang-orang yang hatinya mudah tersentuh, dekat dengan Allah dan tak pernah berhenti mengharap ridha Allah
CAADARA
Sejak kecil Caadara dilatih ilmu perang dan bela diri oleh ayahnya. Wire berharap, kelak anaknya bisa menggantikannya sebagai panglima perang yang tangguh.
Tahun berganti. Caadara tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Caadara juga tangkas dan cakap. Wire ingin menguji kemampuan anaknya. Karena itulah ia menyuruh pemuda itu berburu di hutan.
Caadara mengumpulkan teman-temannya. Lalu mereka berangkat berburu. Mereka berjalan melewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan mereka menemui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa binatang.
Dari hari pertama sampai hari keenam, tak ada rintangan yang berarti untuk Caadara dan anak buahnya. Tapi esok harinya mereka melihat anjing pemburu. Kedatangan anjing itu menandakan bahaya yang akan mengancam.
Caadara dan anak buahnya segera siaga. Mereka menyiapkan busur, anak panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan perang. Mereka waspada.
Tiba-tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! Anak buah Caadara ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka membuat benteng pertahanan. Mereka menuju tanah lapang berumput tinggi. Tempat itu penuh semak belukar. Di sana mereka membangun benteng untuk menangkis serangan musuh.
Tiba-tiba muncullah 50 orang suku Kuala. Mereka berteriak dan menyerang Caadara dan anak buahnya. Tongkat dan tombak saling beradu. Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin pertempuran dengan semangat tinggi. Padahal jumlah anak buahnya tak sebanding dengan jumlah musuh.
Caadara berhasil merobohkan banyak musuh. Sedangkan musuh yang tersisa melarikan diri.
Betapa kagumnya teman-teman Caadara melihat anak panglima perang Wire. Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-elukan Caadara.
Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara.
Kampung gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlinang air mata. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun diadakan, karena mereka telah menyerang Caadara.
Esok harinya, Caadara diberi anugerah berupa kalung gigi binatang, bulu kasuari yang dirangkai indah, dengan bulu cendrawasih di tengahnya.
Kemudian masyarakat desa mempelajari Caadara Ura, yaitu taktik perang Caadara. Taktik itu berupa melempar senjata, berlari, menyerbu dengan senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan lemparan kayu. Nama Caadara kemudian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa itu.
BATU MENANGIS
Suatu hari Ibunya meminta anak gadisnya menemaninya ke pasar. “Boleh saja, tapi aku tak mau berjalan bersama-sama dengan Ibu. Ibu harus berjalan di belakangku,” katanya. Walaupun sedih, ibunya mengiyakan. Maka berjalanlah mereka berdua menuruni bukit beriringan. Sang gadis berjalan di depan, sang ibu berjalan di belakang sambil membawa keranjang.
Walaupun mereka ibu dan anak, mereka kelihatan berbeda. Seolah-olah mereka bukan berasal dari keluarga yang sama. Bagaimana tidak? Anaknya yang cantik berpakaian sangat bagus. Sedang ibunya kelihatan tua dan berpakaian sangat sederhana.
Di perjalanan, ada orang menyapa mereka. “Hai gadis cantik, apakah orang yang di belakangmu ibumu?” tanya orang itu. “Tentu saja bukan. Dia adalah pembantuku,” kata gadis itu. Betapa sedihnya ibunya mendengarnya. Tapi dia hanya diam. Hatinya menangis. Begitulah terus menerus. Setiap ada orang yang menyapa dan menanyakan siapa wanita tua yang bersamanya, si gadis selalu menjawab itu pembantunya.
Lama-lama sang ibu sakit hatinya. Ia pun berdoa . “Ya, Tuhan, hukumlah anak yang tak tahu berterima kasih ini,” katanya. Doa ibu itu pun didengarnya. Pelan-pelan, kaki gadis itu berubah menjadi batu. Perubahan itu terjadi dari kaki ke atas. “Ibu, ibu! Ampuni saya. Ampuni saya!” serunya panik. Gadis itu terus menangis dan menangis. Namun semuanya terlambat. Seluruh tubuhnya akhirnya menjadi batu. Walaupun begitu, orang masih bisa melihatnya menitikkan air mata. Karenanya batu itu diberi nama “Batu Menangis”
TALAGA WARNA
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. "Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat," sahut mereka.
Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang artinya paman kerbau.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya.. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Kebo Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia dapat bepergian dengan cepat. Kalau ia ingin minum, Kebo Iwa tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang mengeluarkan air.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. "Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku," kata Prabu. "Dengan senang hati, Yang Mulia," sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. "Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak," kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. "Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!" seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang.
Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil. Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.
Sekarang, danau itu disebut Talaga Warna. Danau itu berada di daerah puncak. Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.